5 Cara Bijak Mengelola Keuangan di Tengah Harga Pangan yang Semakin Melonjak
Sumber: Canva.com

Finance / 27 February 2024

Kalangan Sendiri

5 Cara Bijak Mengelola Keuangan di Tengah Harga Pangan yang Semakin Melonjak

Aprita L Ekanaru Official Writer
639

Kenaikan harga pangan adalah salah satu masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat Indonesia, terutama menjelang hari-hari besar. Kenaikan harga pangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, infrastruktur pertanian yang kurang memadai, kebijakan perdagangan pangan, dan meningkatnya permintaan konsumen.

Dampak dari kenaikan harga pangan dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat, seperti berkurangnya asupan gizi yang memadai, menurunnya daya beli, dan meningkatnya kemiskinan. Di tengah situasi ini, penting bagi orang Kristen untuk berhikmat dalam menyikapi kenaikan harga pangan yang sedang terjadi hari-hari ini. Apalagi harga kebutuhan mendasar seperti beras dan minyak sudah mulai naik di beberapa daerah di Indonesia.

Sebagai orang kristen, bagaimana cara berhikmat menyikapi kenaikan harga pangan? Apa yang dapat kita lakukan untuk menghadapi situasi ini dengan iman dan kasih? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil:

1. Bersyukur atas segala berkat yang Tuhan berikan

Filipi 4:6-7, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Dan damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Meskipun harga pangan naik, kita harus tetap mengucap syukur kepada Tuhan atas segala yang telah Dia sediakan bagi kita. Kita harus mengingat bahwa Tuhan adalah sumber segala sesuatu, dan Dia tidak akan meninggalkan atau melupakan kita. 

2. Mengandalkan Tuhan

Amsal 3:5-6, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala jalanmu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." 

Mengandalkan Tuhan berarti percaya bahwa Dia akan memelihara dan menyediakan kebutuhan kita, bahkan di saat-saat sulit.

3. Mengelola keuangan dengan bijaksana

Amsal 21:20, “Harta yang berlimpah ada pada rumah orang bijak, tetapi orang bodoh menghabiskannya.”

Kita harus berhati-hati dalam mengatur pengeluaran dan pendapatan kita, agar tidak terjebak dalam hutang atau kekurangan. Kita harus membuat anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita, dan menghindari pemborosan atau gaya hidup yang berlebihan.

Kita harus mengutamakan kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang, papan, dan kesehatan, daripada keinginan yang tidak penting. Kita juga harus menabung untuk masa depan, dan memberikan persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan dan gereja. 

4. Membantu sesama yang membutuhkan

Matius 25:40, “Lalu Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Kita harus peduli dan berbagi dengan sesama yang mengalami kesulitan akibat kenaikan harga pangan, terutama orang miskin, janda, yatim, dan orang asing. Kita dapat memberikan bantuan berupa uang, makanan, pakaian, atau jasa, sesuai dengan kemampuan dan kesempatan kita. Kita juga dapat mendoakan dan menghibur mereka yang sedang berduka atau putus asa. Kita harus mengingat bahwa dengan membantu sesama, kita juga membantu Tuhan. 

5. Berdoa dan berusaha untuk perubahan

Yakobus 2:26, “Sebab sama seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati.”

Kita tidak boleh pasrah atau apatis terhadap kenaikan harga pangan, tetapi kita harus berdoa dan berusaha untuk mencari solusi dan perubahan. Kita harus berdoa agar Tuhan memberikan hikmat, keadilan, dan kemurahan kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam mengelola sektor pertanian dan perdagangan pangan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat berhikmat sebagai orang kristen dalam menyikapi kenaikan harga pangan. Kita dapat menghadapi situasi ini dengan iman, kasih, dan harapan, tanpa kehilangan sukacita dan damai sejahtera dalam hati. Kita dapat menjadi saksi dan garam bagi dunia, dan menunjukkan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia bagi umat-Nya. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami